Wikipedia

Search results

Ingin Mahir MS Excel silahkan klik gambar berikut ini

Mahir Microsoft Excel 486x60

Dapatkan E-Book Motivasi

Ebook Motivasi 728x90

Thursday, May 1, 2014

Sebuah Kisah dan Tragedi: Tenggelamnya Nilai-Nilai Tradisi Lisan Bugis



Pada era sekarang ini muncul berbagai macam bentuk penyimpangan seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerkosaan, pengroyokan, narkoba, seks bebas, korupsi dan lain-lain. Fenomena itu mungkin sudah biasa dimata publik namun sedikit yang menyadari apa yang hilang dalam diri masyarakat.
Peradaban suku bugis masa lalu sangat kental dengan taradisi lisan yang berisi nasehat-nasehat yang sangat dihormati keberadaanya pada jaman itu. Secara subjektif memang orang-orang dulu bisa dikatakan ketinggalan jaman dengan berpatokan terhadap perkembangan jaman namun tak bisa dipungkiri makna tradisi lisan mereka tak akan pernah ketinggalan jaman jika mampu direkonstruksi dari waktu kewaktu
Disekolah-sekolah sudah sangat jarang diajarkan tradisi-tradisi tersebut. Mata pelajaran muatan lokal seharusnya dikembangkan keberadaannya sebagai ujung tombak pewarisan tradisi lisan kepada setiap generasi. Namun sungguh sangat ironis muatan lokal kadang hanya membahas bahasa daerah secara struktural saja seperti pengenalan huruf, struktur sintaksis dan semantiknya. Memang mempelajari bahasa secara struktural itu penting namun lebih penting lagi bagaimana bahasa tersebut dipelajari bagaimana kaitannya dengan kehidupan sosial.
Seyogyanya muatan lokal lebih diarahkan kepada pembelajaran tradisi lisan dari segi makna dan aplikasinya serta diajarkan minimal sampai jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Nasehat Para Leluhur
Di tanah bugis ada banyak nasehat dari para leluhur namun sudah sangat jarang dijumpai suara-suara nasehat tersebut. Kehidupan sekarang pun berbanding terbalik dengan nasehat tersebut. Melihat kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini yang paling hilang nilainya adalah lempu’ “Jujur”. Dengan banyaknya pejabat yang terlibat korupsi  membuat masyarakat ragu dengan kejujuran setiap orang. Mendekati Pemilu semestinya para caleg memperhatikan nilai-nilai kejujuran dalam dirinya.
Nasehat-nasehat lainnya yang ikut terdegradasi adalah nilai Sipakalebbi’ (saling menghargai), Sipakatau (saling menghormati sesama manusia)  dan Sipakainge’ (saling mengingatkan). Kecenderungan masyarakat hidup dengan sifat individualis membuat lupa untuk saling mengingatkan satu sama lain kearah yang lebih baik. Sudah berapa banyak orang yang terlibat narkoba, seks bebas, korupsi dan tindak kejahatan lainnya karena hilangnya sifat saling mengingatkan. Sudah berapa banyak tindakan pemerkosaan dan pembunuhan karena tidak rasa saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Kecendrungan sifat individualis juga menyebabkan nilai Mabbulo sibatang “bersatu layaknya serumpun bambu” ikut terdegradasi. Perkembangan teknologi seperti lahirnya alat komunikasi moderen dan munculnya berbagai game online mampu mendominasi dan mengalahkan nilai-nilai persatuan dan solidaritas terhadap sebagian kalangan remaja. Anak yang lahir dijaman sekarang langsung perhatiannya diarahkan terhadap perkembangan teknologi yang secara perlahan-lahan membuat individu lupa dengan dunia luar dan enggan bersosialisasi. Ini merupakan ancaman yang sangat serius terhadap generasi sekarang jika masyarakat tidak bahu-membahu dalam sipakainge’ “saling mengingatkan” satu-sama lain, karena menyerahkan tanggung jawab penuh terhadap pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan masalah ini.
Dalam tradisi lisan bugis juga terdapat petuah yang berbunyi mali’ siparappe “hanyut saling mendamparkan”, rebba sipatokkong “rebah saling menegakkan” dan malilu sipakainge’ “lupa saling mengingatkan”. Makna dari semua itu adalah nasehat untuk menolong orang yang kondisinya dalam kesusahan baik dari segi materi dan jiwa. Namun angin segar masih berhembus dengan filosofi ini karena rasa tolong-menolong rakyat indonesia masih kental khususnya membantu korban bencana alam.
Konsep Siri’
            Rumpun Bugis-Makassar mempunyai satu tradisi lisan yang sangat terkenal namun sudah banyak dilanggar yaitu Siri’ “Malu”. Filosofi ini mempunyai makna yang sangat luas yaitu malu dalam melakukan semua hal yang tidak baik. Para pejabat yang korupsi termasuk orang-orang yang sudah kehilangan malunya, Begitupun dengan generasi cabe-cabean dan terong-terongan.
            Siri’ sangat perlu ditanamkan dalam diri setiap individu demi melahirkan generasi yang tidak meneruskan kebiasaan para pejabat sekarat yang satu persatu rontok ditangan KPK. Pergaulan anak mudah seperti tawuran, pergaulan bebas, seks bebas dan narkoba merupakan fenomena yang kehilangan Siri´ pada level yang sangat mengkhawatirkan. Tidak bisa dibayangkan bagaiman bisa ada remaja yang pede memamerkan adegan seksual didepan kamera dan tersebar diinternet. Tak bisa pula dibayangkan bagaimana bisa pejabat yang tertangkap KPK tertawa didepan kamera sambil melambaikan tangan. Dimana rasa malu mereka ?
            Yang paling ironis adalah banyaknya caleg yang kehilangan rasa malu dengan banyaknya pelanggaran pemasangan baliho politik yang marak terjadi diberbagai daerah. Semoga masyarakat bisa memberi penilaian terhadap caleg yang seperti itu.
Mari tanamkan nasehat para pendahulu karena sesungguhnya nasehat mereka tidak akan pernah ketinggalan jaman dan demi menjadikan bangsa lebih bermartabat.

Wednesday, March 12, 2014

Hilangnya Kekuatan Lontara Di Era Sekarang





Negara yang besar adalah negara yang memiliki identitas, negara yang besar adalah negara yang memelihara hasil peradabannya.
Lontara adalah salah satu hasil peradaban masa lalu rumpun bugis (suku bugis, suku makassar, suku mandar) dan telah menjadi identitas kejayaan masa lalu. Ada apa dengan Lontara di era sekarang ?
Bukan Sekedar Aksara
Rumpun Bugis merupakan salah satu didunia ini yang mempunyai aksara. Yang paling penting harus disadari bahwa lontara bukan sekedar abjad atau sebuah simbol fonetik dan fonologi dalam sebuah kata akan tetapi konstruksi moral yang luar biasa yang terkandung didalamnya. Nilai moral itulah yang gagal muncul dikehidupan masyarakat modern karena kegagalan mempertahankan lontara sebagai identitas rakyat Sulawesi Selatan pada umumnya. Adapun jaman sekarang yang mempertahankannya namun hanya segelintir orang. Rumpun tetangga (Tator) terkenal karena mempertahankan peradabannya, kenapa rumpun bugis tidak padahal lontara telah membentuk karya sastra terpanjang didunia yaitu Lagaligo
Generasi muda jaman sekarang kurang memahami apa itu sebenarnya lontara. Banyak kalangan memahami hanya sebatas abjad namun jarang yang memahami bahwa Aksara Lontara berfungsi sebagai abjad (simbol bunyi). Namun yang paling adalah berisi nasehat atau petuah-petuah yang bernilai moral tinggi. Disetiap abjad yang membentuk kata memiliki filosofi tersendiri dan dapat ditemukan dalam segelintir buku kajian lontara. Setiap kata yang terbentuk dikonstruksi oleh filosofi lontara. Fenomena inilah yang membuat kajian antropolingustik dari lontara sangat rumit, hal ini menandakan betapa tinggi filosofi moral dalam lontara. Jika dianalisis lebih dalam akan memberikan kontribusi yang sangat tinggi terhadap perkembangan ilmu antropolinguistik modern.
Seiring perkembangan jaman semua yang ada dalam lontara akan hilang jika masyarakat tidak mampu merekonstruksinya kembali, kejayaan peradaban masa lalu akan hanya tinggal sebuah cerita kepada generasi selanjutnya.
Kekuatan Semiotika Lontara
            Dalam ilmu antropolinguistik jaman sekarang dikenal yang namanya teori Semiotik indeksikal yang dicetuskan oleh Michael Silverstein seorang ilmuawan dibidang Antropologi, Linguistik dan Psikologi di Universitas Chicago USA. Teori indeksikal ini adalah perkembangan teori semiotika Pierce (1940) yang membagi tanda dalam trikotomi kedua yakni icon, symbol dan index. Teori ini memandang bahasa sebagai teks dimana  ujaran berkaitan dengan suara-suara kelompok tertentuk dan suara-suara tersebut berkaian dengan posisi-posisi interaksional. Mengenai suara (voice) dapat dilihat pada teori dialogisme Bakhtin (1935)
            Apa hubungannya teori diatas dengan Lontara ? Perlu diketahui bahwa teori diatas membangun kekuatan sosial (social power) dalam kehidupan sosial. Posisi lontara ada pada konsep suara (voice) dimana lontara merupakan kumpulan suara-suara keraifan lokal yang bermoral tinggi yang direkonstruksi kekuatannya oleh teori semiotika baik index maupun indeksikalitas kedalam berkomunikasi. Hal masih jarang ditemukan analisisnya baik dari segi linguistik maupun sosial budayanya.
            Kekuatan sosial lontara terletak pada nilai moral termasuk salah satunya yang terkenal adalah ajakan untuk tolong menolong. Ada satu jalan yang mudah untuk merekonstruksi lontara yakni lewat ujaran dalam berkomunikasi berbasis indeksikal. Setiap ujaran yang berkaitan dengan teks-teks lontara akan membuat ujaran memiliki kekuatan sosial. Kekuatan ini dibangun oleh proses indeksikalisasi dalam berbahasa.
Mengatakan mali’ siparappe, rebba sipatokkong, sipakalebbi’, sipakainge, sipakatau dalam sebuah pidato dan ujaran akan menimbulkan efek sosial kepada siapa yang mendengarnya. Kata-kata ini merupa teks lontara yang tertulis dalam akasara lontara. Ujaran ini pula mengindeks ke nilai moral lontara, suara kearifan lokal dan membentuk relasi intertekstual antara ujaran dengan teks lontara. Proses indeks ini yang menimbulkan efek sosial kepada pendengarnya seperti efek rasa kagum, kepercayaan, inspirasi, rasa hormat dan lain-lain. Pada tingkat partisipan atau pemakai bahasa ujaran ini mengindeks kepada siapa yang mengucapkannya sehingga nilai lontara ikut membuat kepribadian sesorang menjadi kuat.
Ditingkat struktural, setiap kata yang ditulis dalam aksara lontara dikonstruksi banyak filosofi karena setiap aksara yang membentuk kata merupakan symbol yang mewakili masing-masing satu filosofi. Filosofi-filosofi tersebut dapat ditemukan diberbagai buku kajian lontara.
Meskipun sudah banyak yang mengkaji lontara secara struktural namun itu takkan pernah cukup untuk memahami makna lontara itu sendiri. Sudah saatnya lontara diajarkan pada tingkat filosofi dan praktik.
Penulis     : Masdar
Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris
                   Konsentrasi Linguistik
                   Fakultas Ilmu Budaya
                   Universitas Hasanuddin
No. HP : 085255380592




Friday, January 3, 2014

Pembagian Grup ISL 2014

Berikut Pembagian Grup ISL 2014

Wilayah Barat
Arema Indonesia
Gresik United
Persija Jakarta
Semen Padang
Sriwijaya FC
Persita Tangerang
Persik Kediri
Persijap Jepara
Persib Bandung
Pelita Bandung Raya
Barito Putera

Wilayah Timur
Persipura Jayapura
Perseru Serui
Mitra Kukar
Persisam Samarinda
PSM Makassar
Persiram Raja Ampat
Persiba Bantul
Persela Lamongan
Persepam Madura
Persebaya Surabaya
Persiba Balikpapan