SATU
HARI UNTUK LIMA TAHUN
Tanggal
18 September 2013 adalah hari dimana penduduk Kota Makassar datang ke TPS untuk
menentukan pemimpinnya lima tahun kedepan. Satu hari ini merupakan hari yang
sangat berarti dan harus betul-betul dimanfaatkan oleh masyarakat Makassar
karena hari ini rakyat sendiri yang ikut menentukan nasibnya untuk lima tahun
kedepan dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar.
Pemilih Cerdas
Dari
tahun tahun ketahun tidak bisa kita pungkiri bahwa masih banyak Pemilu yang
dinodai oleh eksploitasi suara rakyat yaitu dengan cara menukarnya dengan
materi dan janji-janji manis yang tidak terealisasi. Banyak rakyat terpukau dengan
hal ini hingga lupa dengan kapasitas calon yang akan dipilihnya, yang diingat
hanyalah sumbangan materi dan rayuan-rayuan manis dari beberapa calon.
Pemimpin
yang berkualitas bukanlah kepemilikan materi jadi penentu akan tetapi track
record yang telah ia lakukan. Hal-hal apa yang telah dilakukan oleh calon
tersebut terhadap Bangsa dan Negara khususnya Kota Makassar akan menjadi
patokan dari kualitas kandidat. Oleh karena itu pemilih yang cerdas bukanlah
pemilih yang menyumbangkan suaranya secara Cuma-Cuma hanya karena sogokan uang.
Sebagai
Bangsa yang menganut sistem pemerintahan yang demokrasi dimana rakyat merupakan
sumber utama pemerintahan maka tidak ada alasan untuk ikut berpartisipasi dalam
Pemilihan Umum yang akan dilaksanakan khususnya Pilwali Makassar. Dalam sistem
demokrasi ini masyarakat kadang jadi serbah salah dengan terpilihnya
pemimpin-pemimpin yang tidak bisa menjalankan janji-janji manisnya ketika masih
calon. Oleh karena itu masyarakat Kota Makassar harus memilih calon yang
betul-betul berkualitas.
Elektabilitas Kandidat
Pada
pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar diikuti Sepuluh pasangan
kandidat. Dengan banyaknya calon yang ikut bertarung menjadikan pemilih yang
cerdas agak sulit memilih karena dari kesepuluh kandidat tersebut memaksa
pemilih harus betul-betul selektif dalam memilih. Anggapan bahwa memilih itu
enteng harus dibuang jauh-jauh karena kekeliruan dalam memilih kandidat akan
membawah dampak empat tahun kedepan. Oleh karena itu masyarakat harus
mengorbankan pikirannya untuk satu hari hanya untuk memilih Walikota dan
Wakilnya untuk memimpin Makassar dalam satu periode kedepan.
Diharapkan
bahwa masyarakat betul-betul sudah mengenali kesepuluh calon yang akan dipilih
salah satunya. Tanpa mengenali calon akan membuat masyarakat buta dalam memilih
seakan-akan memilih kucing dalam karung. Disamping itu adanya sifat kapitalis
kandidat yang membuai masyarakat dengan sumbangan materi biasanya menggiring
masyarakat untuk tidak mengenal calon lain. Hal ini sangatlah buruk buat masyarakat
karena mengenali sebagian calon tidak menjamin kualitas kandidat, namun dengan
mengenali semua calon rakyat bisa selektif memilih. Dalam hal ini pemerintah
harus mengambil tindakan untuk membentuk regulasi kampanye untuk kandidat jika
ingin menjadikan rakyatnya cerdas dalam memilih pemimpinnya.
Setiap
kandidat yang akan bertarung di Pilwali Kota Makassar memiliki latar belakang
yang berbeda-beda. Namun yang harus menjadi pusat perhatian masyarakat adalah
latar belakang yang menyangkut sumbansi pembangunan dari segala bidang. Sejauh
mana kesuksesan setiap kandidat ketika menduduki institusi negara maupun swasta
sebelum menjadi calon sangat patut menjadi acuan untuk menentukan elektabilitas
dan acceptibilitasnya dalam masyarakat Kota Masyarakat.
Makassar Sekarang dan Makassar Yang
Akan Datang
Melihat
kondisi Kota Makassar sekarang baik dari segi pembangunan fisik maupun aspek
sosial masih dipenuhi dengan noktah-noktah hitam yang harus dihapus oleh
pemimpin yang akan terpilih selanjutnya. Dalam misinya untuk menjadi Kota Dunia
membuat berbagai kalangan miris melihat keironisan Kota dengan misinya.
Dari
segi pembangunan fisik Kota Makassar belum maksimal dalam tata ruang kota. Bisa
dilihat dimana-mana terdapat pusat perbelanjaan modern yang jaraknya tidak
teratur sehingga mematikan usaha kecil masyarakat dan akan mengancan hilangnya
pasar tradisional. Ini tidak terlepas dari kebijakan publik pemerintah dalam
membuat regulasi tata ruang kota. Sentralis pembangunan yang terlihat sekarang
membuat kota menjadi semrawutan dan sangat rawan dengan macet. Hal ini
merupakan salah satu masalah yang harus dibenahi oleh pemimpin yang akan
tepilih
Dari
aspek pembangunan sosial masyarakat Kota Makassar masih perlu pembentukan
mental baik mental pelajar maupun masyarakat umum. Krisis mental warga bisa
terlihat dengan seringnya terjadi tawuran antar sesama contohnya yang biasa
terjadi di daerah Pampang. Sedangkan untuk pelajar tidak dipertanyakan lagi
bagaimana krisis mental yang menimpa sangat buruk, ini bisa terlihat dengan
sering terjadinya bentrokan antar pelajar belum lagi geng motor yang sering
membuat ulah yang meresahkan masyarakat kota daeng.
Oleh
karena itu pilihlah Walikota dan Wakil Walikota Makassar yang berkapabilitas
tinggi. Majulah MakassarKu !!!
Penulis
: Masdar
Mahasiswa
Jurusan Sastra Inggris
Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin
No. HP : 085255380592
No comments:
Post a Comment